Minggu, 23 November 2014

Sistem Informasi Akuntansi (1EA30)

•Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa
dan mengkomunikasikan informasi finansial
dan pengambilan keputusan yang relevan
bagi pihak luar perusahaan dan pihak
ekstern.
Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah
Sistem Informasi.
Karakteristik SIA yang membedakannya
dengan subsistem CBIS lainnya :
SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
Berpegang pada prosedur yang relatif
standar
Menangani data rinci
Berfokus historis
Menyediakan informasi pemecahan minimal
Fungsi penting yang dibentuk Sistem
Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi
antara lain :
Mengumpulkan dan menyimpan data
tentang aktivitas dan transaksi.
Memproses data menjadi into informasi
yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Melakukan kontrol secara tepat terhadap
aset organisasi.
Subsistem Sistem Informasi Akuntansi
memproses berbagai transaksi keuangan dan
transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi
keuangan.
Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3
subsistem:
Sistem pemrosesan transaksi, mendukung
proses operasi bisnis harian.
Sistem buku besar/pelaporan keuangan,
menghasilkan laporan keuangan, seperti
laporan laba/rugi, neraca, arus kas,
pengembalian pajak.
Sistem pelaporan manajemen, yang
menyediakan pihak manajemen internal
berbagai laporan keuangan bertujuan khusus
serta informasi yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, seperti anggaran,
laporan kinerja, serta laporan
pertanggungjawaban.
Berbagai transaksi non keuangan yang tidak
bisa diproses oleh Sistem Informasi
Akuntansi biasa, diproses oleh Sistem
Informasi Manajemen. Adapun perbedaan
keduanya adalah :
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan,
memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi keuangan
SIM mengumpulkan mengklasifikasikan,
memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan semua tipe informasi
Sebuah Sistem Informasi Akuntansi
menambah nilai dengan cara:
Menyediakan informasi yang akurat dan
tepat waktu sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chain secara
efektif dan efisien.
Meningkatkan kualitas dan mengurangi
biaya produk dan jasa yang dihasilkan
Meningkatkan efisiensi
Meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan
Meningkatkan sharing knowledge
Menambah efisiensi kerja pada bagian
keuangan
2 komponen Sistem Informasi Akuntansi
antara lain :
Spesialis Informasi
Akuntan
Contoh Sistem Informasi Akuntansi sebagai
pusat informasi perusahaan:
Bagian pemasaran mempertimbangkan
untuk memperkenalkan jenis produk baru
dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu
bagian tersebut meminta laporan analisa
perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh
dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan
biaya dan perkiraan pendapatan yang
berhubungan dengan produk tersebut,
kemudian data yang diperoleh diproses oleh
EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan
ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke
bagian pemasaran.
Kedua bagian akan merundingkan hasil
analisa tersebut untuk dicari keputusan yang
sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek
yang berhubungan dengan sistem bisnis
modern yaitu :
Pentingnya komunikasi antar departemen
yang mengarah untuk tercapainya suatu
keputusan.
Peranan SIA dalam menghasilkan
informasi yang dapat membantu departemen
lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh
Sistem Informasi Akuntansi dibedakan
menjadi 2, yaitu :
Informasi Akuntansi keuangan, berbentuk
laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak extern.
Informasi Akuntansi Manajemen, berguna
bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan.
Sistem informasi adalah serangkaian
prosedur formal di mana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi dan
didistribusikan ke para pengguna.
Adapun kerangka kerja sistem informasi
dibagi menjadi 2 yang utama yaitu : Sistem
Informasi Manajemen dan Sistem Informasi
Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah
sebuah Sistem Informasi yang menangani
segala sesuatu yang berkenaan dengan
Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya
adalah sebuah Sistem Informasi. Fungsi
penting yang dibentuk SIA pada sebuah
organisasi antara lain :
Mengumpulkan dan menyimpan data
tentang aktivitas dan transaksi.
Memproses data menjadi into informasi
yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Melakukan kontrol secara tepat terhadap
aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi
keuangan dan transaksi nonkeuangan yang
secara langsung memengaruhi pemrosesan
transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
Sistem pemrosesan transaksi
mendukung proses operasi bisnis harian.
Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
menghasilkan laporan keuangan, seperti
laporan laba/rugi, neraca, arus kas,
pengembalian pajak.
Sistem pelaporan manajemen
yang menyediakan pihak manajemen internal
berbagai laporan keuangan bertujuan khusus
serta informasi yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, seperti anggaran,
laporan kinerja, serta laporan
pertanggungjawaban.
Untuk memahami bagaimana SIA bekerja,
perlu untuk menjawab beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
Bagaimana mengoleksi data yang berkaitan
dengan aktivitas dan transaksi organisasi?
Bagaimana mentransformasi data kedalam
informasi sehingga manajemen dapat
menggunakan untuk menjalankan organisasi?
Bagaimana menjamin ketersediaan,
keandalan, keakuratan informasi ?
Sebuah SIA menambah nilai dengan cara:
Menyediakan informasi yang akurat dan
tepat waktu sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chain secara
efektif dan efisien.
Meningkatkan kualitas dan mengurangi
biaya produk dan jasa yang dihasilkan
Meningkatkan efisiensi
Meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan
Meningkatkan sharing knowledge
menambah efisiensi kerja pada bagian
keuangan
PRINSIP DAN ASPEK PENTING
SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
Prinsip-prinsip Sistem informasi akuntansi
1.Kefektifan Biaya : Sistem akuntansi
harus efektif biaya. Manfaat informasi
yang diberikan harus melebihi biaya
yang dikeluarkan untuk menjalani
system tersebut.
2.Tingkat Kegunaan : Agar berguna,
informasi harus dapat dimengerti,
relevan, dapat diandalkan, tepat waktu,
dan akurat. Pembuat system akuntansi
harus mempertimbangkan kebutuhan
dan tingkat pengetahuan berbagai
macam pengguna.
3.Flexibilitas : Sistem akuntasni
seharusnya dapat mengakomodasi
berbagai macam pengguna dan
mengubah informasi yang dibutuhkan.
Sistem harus cukup flexible dan
memenuhi perubahan permintaan
informasi yang dibutuhkan.
4.Mengembangkan Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi dikembangkan dalam
empat tahap.
1.Analisis : Merencanakan dan
mengidentifikasi informasi-informasi
yang
dibutuhkan dan sumber-
sumbernya.
2.Desain : Membuat formulir-formulir,
dokumen-dokumen, prosedur-prosedur,
deskripsi pekerjaan dan
laporan.
3.Implementasi : Instal system, melatih
orang dan membuat system secara
menyeluruh berjalan.
4.Menindaklanjuti : Mengawasi
efektifitas dan membenahi segala
kelemahan.
5.Sistem Manual vs Sistem
Komputerisasi
1.Sistem akuntansi manual, setiap
tahapan dalam siklus akuntansi
dilakukan secara manual (tangan).
Sebagai contoh , setia transaksi
akuntansi dicatat secara manual
(tangan)dalam jurnal; diposting
(dibukukan) secara manual pula ke
buku besar. Dalam menghitung Saldo
buku besar dan dalam menyusun
neraca saldo serta laporan keuangan
harus dilakukan dengan perhitungan
manual.
2. Sistem terkomputerisasi, dalam
menjalankan siklus akuntansi terdapat
program computer yang digunakan,
seperti penjurnalan, posting dan
penyusunan neraca saldo. Setiap jurnal
dan buku besar dapat dicatat dalam
basis data(database), computer. Untuk
menjalankan system bisnis seperti
penagihan, fungsi penyiapan
penggajian dan fungsi penganggaran
telah ada software untuk menjalankan
itu
Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan
dua aspek penting yaitu :
a. Penekanan pada aspek fungsi yaitu
pada penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan aspek fungsi akuntansi
didefinisikan sebagai suatu disiplin
ilmu yang menyajikan informasi yang
penting untuk melakukan suatu
tindakan yang efisien dan mengevaluasi
suatu aktivitas dari organisasi.
Informasi tersebut penting untuk
perencanaan yang efektif, pengawasan
dan pembuatan keputusan oleh
manajemen serta memberikan
pertanggungjawaban organisasi kepada
investor, kreditor, pemerintah dan
lainnya.
b. Penekanan pada aspek aktivitas dari
orang yang melaksanakan proses
akuntansi.
Dalam aspek ini orang yang
melaksanakan proses akuntansi harus :
a) Mengidentifikasikan data yang
relevan dalam pembuatan keputusan.
b) Memproses atau menganalisa data
yang relevan.
c) Mengubah data menjadi informasi
yang dapat digunakan untuk
pembuatan keputusan.
Fungsi Utama Sistem Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi akan
melaksanakan lima fungsi utamanya
yaitu :
a. Mengumpulkan dan menyimpan data
dari semua aktivitas dan transaksi
perusahaan
b. Memproses data menjadi informasi
yang berguna pihak manajemen.
c. Memanajemen data-data yang ada
kedalam kelompok-kelompok yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan.
d. Mengendalikan kontrol data yang
cukup sehingga aset dari suatu
organisasi atau perusahaan terjaga.
Penghasil informasi yang menyediakan
informasi yang cukup bagi pihak
manajemen untuk melakukan
perencanaan, mengeksekusi
perencanaan dan mengkontrol
aktivitas.
Prosedur: suatu urut-urutan
pekerjaan kerani (clerical), biasanya
melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian atau lebih, disusun
untuk menjamin adanya perlakuan
yang seragam terhadap transaksi-
transaksi perusahaan yang sering
terjadi (W. Gerald Cole).
PERBEDAAN PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR :
SISTEM
suatu jaringan prosedur yang dibuat melalui
pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan.
PROSEDUR
suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam.

Minggu, 16 November 2014

Analisa & Laporan Persediaan (1EA30)

ANALISA & LAPORAN PERSEDIAAN
Pengertian (secara umum)
· Persediaan
(Inventory), aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam
suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang
maupun perusahaan industri (manufaktur),
dan perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan
tertanam dalam persediaan yaitu untuk
membeli bahan-bahan bangunan.
· Persediaan adalah
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal, atau
barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam membuat barang yang
akan dijual. Berdasarkan pengertian di atas
maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan, perusahaan dagang
hanya memiliki persediaan barang
dagang sedang perusahaan industri
memiliki 3 jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses dan persediaan
barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak
akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian
persediaan akan langsung berakibat
kesalahan dalam laporan Rugi/Laba
maupun neraca. Dalam perhitungan
Rugi/Laba nilai persediaan (awal &
akhir) mempengaruhi besarnya Harga
Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+
PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN
AKHIR
A.Inventory perusahaan dagang
Persediaan merupakan barang- barang yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang.
B.Inventory perusahaan industry
Persediaan barang-barang atau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan
untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau mungkin
menjadi bahan baku bagi perusahaan lain
Dengan gambaran diatas maka
persediaan untuk perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga
jenis persediaan yaitu:
1. Bahan baku (direct material)
2. Barang dalam proses ( Work in proses)
3. Barang jadi (Finished goods)
Jenis-jenis Persediaan
a. Bahan Baku
Barang persediaan akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan
perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku
dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak
pemasok.
b. Barang dalam Proses
Barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga
persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi,
yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat
bahan baku masuk keproses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi.
c. Barang Jadi
Barang hasil proses produksi dalam bentuk
final sehingga dapat segera dijual, pada
persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan
masalah koordinasi produksi dan penjualan.
Tujuan Penilaian Inventory
· Tujuan Pertama
adalah dalam upayanya untuk mematch cost
terhadap revenue yang berkaitan, sehingga
dihasilkan income, proses ini merupakan tujuan dasar akuntansi tradisional.
· Tujuan kedua
pengukuran inventory lainnya adalah untuk
menyajikan nilai barang-barang perusahaan didalam komponen neraca (laporan keuangan).
· Tujuan ketiga
pengukuran inventory adalah membantu
investor untuk memprediksi arus kas
dikemudian hari, yaitu dipandang dari jumlah
inventory sebagai resources yang akan
mendukung arus kas dan jumlah inventory
yang akan dijual kemudian hari dan akan
mempengaruhi arus kas keluar.
Penentuan kuantitas persediaan
Untuk menentukan jumlah barang yang masih dikuasai oleh perusahaan pada suatu saat dapat ditentukan melalui beberapa cara
yaitu:
1. Stock opname:
perhitungan barang pada awal dan akhir periode yang dihitung, cara ini
merupakan ketentuan yang harus dilakukan oleh manajemen untuk
menentukan jumlah persediaan akhir, sebagai
salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion.
2. Menggunakan metode pencatatan perpetual.
3. Menggunakan metode gabungan antara metode pencatatan perpetual dengan stock opname.
4. Menggunakan metode penilaian berdasarkan hubungan agregatif, yaitu
gross profit method dan realized inventory method. Penyajian laporan laba
rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu all
inclusive concept of income (AICI) dan current operating concept of income (COCI). Dari kedua metode tersebut metode
penyajian yang banyak mengandung kelemahan untuk penyajian persediaan adalah AICI, kelemahan-kelemahan tersebut dapat kita lihat sbb:
a. Metode stock opname atau periodic method
b. Metode perpetual
c. Metode agregatif
Dasar Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan pada prinsipnya ada dua yaitu input values dan output values, sedangkan kedua konsep tersebut dapat digunakan sesuai dengan siapa pemakainya dan tujuannya. Kalau untuk pembuatan prediksi arus kas dikemudian hari lebih relevan kalau digunakan output values, karena akan mencerminkan nilai perusahaan pada saat itu.
a. Output Values
Untuk konsep output values ini ada 3 (tiga)
konsep yang dapat digunakan yaitu:
- Konsep Discounted Money Receipt
- Current Selling Price
- Net Realizable Values
b. Input Values
Pengukuran persediaan dengan input values
merupakan pengukuran resources yang dipakai untuk memperoleh persediaan pada kondisi saat ini, sehingga untuk persediaan yang tidak perlu adanya proses
produksi interpretasi mengenai nilai persediaan (input values) sangat jelas. Karena input values disini menggambarkan arus dari pada kas yang telah dikeluarkan sesungguhnya.
Konsep Persediaan
a. Historical cost
Metode historical cost ini persediaan diukur
berdasarkan pada pembayaran yang
dilakukan dimasa lalu atau harus dilakukan dimasa yang akan datang untuk
memperoleh barang atau jasa.
Keuntungan konsep ini:
1. Inventory bahan baku dan barang dagangan mencerminkan harga yang sebenarnya.
2. Dalam kondisi harga tidak pasti konsep ini merupakan alternative yang layak daripada netrealizable values sebagai alat prediksi.
3. Nilai persediaan tidak dipengaruhi oleh bias kebijakan manajemen.
Kerugian konsep ini:
1. Untuk persediaan
barang yang cepat usang dan nilai tambah
atas barang tidak dapat disesuaikan harganya.
2. Bila terdapat harga yang berbeda susah
untuk diperbandingkan.
3. Banyaknya unsur joint cost dan metode alokasi sehingga menyulitkan penilaian persediaan.
b. Current Replacement Cost
Konsep ini adalah untuk mengurangi kelemahan dari konsep historical cost,
banyak penulis dan komite prinsip akuntansi
menyarankan menggunakan konsep CRC
untuk mengukur persediaan. Dengan pertimbangan:
1. CRC memungkinkan untuk matching antara
current input value dengan current revenue atas hasil current operation.
2. CRC memungkinkan identifikasi dari holding gains dan loss.
3. CRC merupakan current value dari
persediaan.
c. Net Realizable Values Dikurangi Normal Markup Dalam konsep ini persediaan dinilai dengan konsep realizable values dikurangi dengan gross profit margin yang normal,
sehingga nilai persediaan merupakan nilai
perolehannya menurut konsep realizable.
Biaya-Biaya yang Harus Dimasukkan
dalam Persediaan Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan
berhubungan dengan berapa jumlah
persediaan yang harus yang dicatat
dalam akun. Pembelian (akuisisi)
persediaan, seperti aktiva lain, umumnya di perhitungkan atas dasar
biaya.
a. Biaya Produk
Biaya yang melekat pada
persediaan dan di catat
dalam akun persediaan.
Biaya-biaya ini
berhubungan langsung
dengan transfer barang
kelokasi bisnis pembeli dan
pengubahan barang
tersebut ke kondisi yang
siap di jual.
b. Biaya periode
Kondisi yang beban umum
serta adminstrasi tidak
dianggap berhubungan
langsung dengan akuisisi
atau produk si barang
karenanya tidak dianggap
sebagai bagian dari
persediaan.
c. Biaya manufaktur
Sebuah bisnis yang
membuat barang
mengunakan persediaan
bahan baku barang dalam
proses barang jadi. Brang
dalam proses dan barang
jadi meliputi bahan tenaga
kerja langsung dan biaya
overhead manufaktur.
Biaya overhead
manufaktur meliputi bahan
tidak langsung.
d. Biaya bunga
Berhubungan dengan
penyiapanpersediaan agar
siap dijual biasanya di
bebankan pada saat
dikeluarkan. Arguman
penting untuk pendekatan
ini adalah bahwa biaya
bunga merupakan biaya
pembiayaan.
Sistem Pencatatan Persediaan
Untuk dapat menetapkan nilai
persediaan pada akhir periode dan
menetapkan biaya persediaan selama
satu periode, sistem persediaan
yang digunakan adalah:
Sistem Periodik (physical)
Pada setiap akhir
periode dilakukan
perhitungan secara phisik
untuk menentukan jumlah
persediaan akhir.
Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan
penimbangan barangbarang
yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian
dikalikan dengan suatu
tingkat harga/biaya.
Perusahaan yang
menerapkan sistem periodik
umumnya memiliki
karakteristik persediaan
yang beraneka ragam
namun nilainya relatif
kecil. Misalnya kios
majalah di sebuah pusat
perkantoran dan pertokoan
yang menjual berbagai
jenis majalah, koran, dll.
Sistem Permanen
(Perpetual)
Melakukan pembukuan
atas persediaan secara
terus menerus yaitu
dengan membukukan setiap
transaksi persediaan baik
pembelian maupun
penjualan. Sistem perpetual
ini seringkali digunakan
dalam hal persediaan
memiliki nilai yang tinggi
untuk mengetahui posisi
persediaan pada suatu
waktu sehingga
perusahaan dapat mengatur
pemesanan kembali
persediaan pada saat
mencapai jumlah tertentu.
Misalnya persediaan alat
rumah tangga elektronik
(mesin cuci).
Penilaian Persediaan dengan Sistem
Fisik (Periodik)
Untuk menentukan nilai persediaan
barang pada akhir periode menurut
system pisik adalah sebagai berikut:
1. Metode Tanda Pengenal
Khusus
Metode tanda pengenal
khusus ( specific
identification ) setiap
barang yang dibeli atau
yang masuk diberi kode /
tanda pengenal yang
menunjukkan harga per
satuan sesuai faktur yang
diterima.
2. Metode RataRata
- Metode RataRata
Sederhana
- Metode Rata-Rata
Tertimbang
3. Metode MPKP (FIFO)
Barang yang lebih dulu
masuk diaggap lebih dulu
keluar atau dijual
sehingga nilai persediaan
akhir terdiri atas
persediaan barang yang
dibeli atau yang masuk
belakangan.
4. Metode MTKP (LIFO)
Metode ini, barang yang
terakhir masuk diaggap
lebih dulu keluar atau
dijual sehingga nilai
persediaan akhir terdiri
atas persediaan barang
yang dibeli atau yang
masuk lebih awal.
5. Metode Persediaan Dasar
Disebut juga sebagai
persediaan besi yakni
persediaan minimum yang
harus dimiliki oleh
perusahaan untuk menjaga
likuiditas perusahaannya.
Dalam metode Ini
keterlambatan masuknya
barang yang disebabkan
adanya kemacetan atau
sebabsebab lain tidak
mengganggu persediaan
sehingga perusahaan masih
dapat melayani pelanggan
atau pembeli.

Selasa, 11 November 2014

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (1EA30)

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG

1. Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dan
menjualnya kembali tanpa memprosesnya terlebih dahulu dengan tujuan memperoleh
laba.

2. Transaksi
Perusahan Dagang
1. Pembelian
Transaksi pembelian barang dagang dalam
perusahaan dagang yang ditunjukkan untuk dijual kembali akan dicatat pada
akun pembelian. Pembelian dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Pembelian barang
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak tidak dijual kembali
akan dicatat pada akun tersendiri.
2. Biaya Angkut Pembelian
Sebelum memperoleh barang yang dibeli, biasanya perlu mengeluarkan ongkos
angkut dari toko atau sampai ke gudang pembeli. Sehingga harga peroleh barang tersebut terdiri dari harga beli ditambah
dengan ongkos (biaya angkutnya). Seluruh
pengeluaran untuk biaya angkut pembelian akan dicatat dalam satu akun tersendiri
yaitu akun beban angkut pembelian. Sebagai bukti transaksi adalah berupa faktur.
3. Retur Pembelian
Pada waktu melakukan transaksi pembelian barang, kadang barang yang dibeli itu tidak sesuai dengan barang yang diminta, atau mengalami kerusakan pada saat proses
pengiriman. Maka pihak pembeli berhak mengembalikan barang yang rusak tersebut kepada penjual. Dalam hal ini apabila
pembelian barang yang dikembalikan itu dilakukan secara tunai, maka penjual
akan mengembalikan uangnya tunai kepada pembelinya.Sebaliknya bila pembelian
dilakukan secara kredit, maka pembeli akan membuat nota debit sebagai bukti pengurangan utangnya. Pengurangan utangnya itu
dilakukan dengan cara mendebit akun utang dagang dan mengkreditkan akun retur
pembelian. Bukti transaksi yang digunakan adalah nota debit.
4. Potongan Pembelian
Potongan pembelian diberikan oleh penjualan
dengan tujuan agar pembeli dapat melunasi utangnya sebelum tanggal jatuh tempo,
atau pelunasannya dalam jangka waktu potongan.Potongan yang diterima dicatat
dalam akun potongan pembelian. Sebagai akibat adanya potongan pembelian itu maka
jumlah utang yang harus dibayar akan berkurang, yaitu jumlah akhir faktur yang
dikurangi dengan potongan pembelian yang diterima. Bukti transaksi yang digunakan
adalah berupa kwitansi atau bukti pengeluaran kas.
5. Penjualan
Transaksi penjualan barang dagang dalam
perusahaan dagang dapat dilakukan baik secara tunai maupun secara kredit, atau
sebagian secara tunai dan sisanya dibayar secara kredit. Setiap transaksi penjualan
barang dagang dicatat dalam akun penjualan. Bukti transaksi yang digunakan adalah berupa Faktur atau Bukti Penerimaan Kas.
6. Retur penjualan
Setelah transaksi penjualan dilakukan dimana
barang yang telah dilakirimkan kepada pembeli. Maka dapat terjadi transaksi retur
penjualan. Artinya sejumlah barang yang telah dijual / dikirimkan, dikembalikan lagi
oleh pihak pembeli dengan alasan tertentu. Misalnya karena rusak atau tidak sesuai
dengan pesanannya. Bagi pihak penjual pengembalian barang tersebut akan mengurangi piutangnya kemudian
mencatatnya kedalam akun retur penjualan.
7. Potongan Penjualan
Potongan penjualan diberikan untuk merangsang pembeli agar segera membayar utangnya, sebelum tanggal jatuh tempo yang ditetapkan. Potongan penjualan akan
mengurangi jumlah piutang yang diterima disaat jatuh tempo, dan dicatat dalam akun
potongan penjualan. Bukti transaksi yang digunakan berupa kuitansi atau bukti kas masuk.
8. Biaya Angkut
Penjualan Dalam penjualan saat barang dijual, mungkin saja penjualan akan menanggung
biaya angkut atau biaya pengiriman barang sampai digudang pembeli. Maka biaya yang dikeluarkan pihak penjual akan dicatat dalam akun biaya angkut penjualan.
9. Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang adalah jumlah
persediaan barang dagang yang ada pada akhir periode tertentu. Misalnya persediaan barang dagang 31 Desember 2013, yaitu nilai persediaan setelah dilakukan perhitungan secara fisik (stock opname) yang ada
didalam gudang atau toko. Persediaan tersebut dicatat dalam akun persediaan barang
dagang. Bukti yang digunakan adalah bukti memorial.
10. Utang Dagang
Terjadi karena masih terdapat sisa pembayaran dari suatu pembelian oleh suatu
perusahaan dagang.
11. Piutang Usaha
Digunakan untuk mencatat sisa-sisa harga
pembelian yang dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan.
12. Harga Pokok
Penjualan (HPP) Untuk menampung harga
pokok/harga beli barang yang dijual dalam suatu periode akuntansi.

3. Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
1. Jurnal Umum
Jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap
transaksi dalam perusahaan.secara terperinci.
2. Jurnal Khusus
Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi- transaksi khusus dalam perusahaan yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian.
Jurnal Khusus
terdiri dari :
a) Jurnal Penjualan
(Sales Journal)
Jurnal yang digunakan apabila kita melakukan
penjualan barang secara kredit kepada Customer.
b) Jurnal Pembelian
(Purchases Journal)
Jurnal yang digunakan apabila kita melakukan
pembelian secara kredit kepada supplier.
c) Jurnal Pengeluaran
Kas (Cash Payment
Journal)
Jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap
pengeluaran kas dalam suatu perusahaan.
d) Jurnal Penerimaan
Kas (Cash Receipt
Journal)
Jurnal yang digunakam untuk mencatat setiap
penerimaan kas dalam suatu perusahaan.
e) Jurnal Umum
(Memorial Journal)
Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi diluar empat jurnal diatas.
f) Jurnal Pembalik
(Reversing Entries)
Jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan
memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries.
Jurnal penyesuaian yang dibalik
adalah:
1. Hutang Biaya
2. Piutang Pendapatan
3. Pendapatan Diterima
Dimuka
4. Biaya Dibayar Dimuka
g) Jurnal Penutup
(Closing Entries)
Ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening- rekening nominal/sementara.

Sabtu, 01 November 2014

Siklus Akuntansi 1EA30

• Siklus Akuntansi
Pengertian Siklus akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses
penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi,sampai
penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.

•Siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang
dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat. Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.

2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah,

•Bukti-bukti asli yang dapat
mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain :  kwitansi dan faktur, nota dari Bank (nota debet atau nota
kredit) , serta bukti pengirirnan atau
penerimaan barang

3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN
(JURNAL).
Buku jurnal terdiri dari
jurnal umum dan jurnal khusus.

Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas. Sebagaimana di tunjukkan
oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan
informasi berikut:
Tanggal, Kolom debet, Kolom kredit,

4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU
TAMBAHAN.
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi.
Buku besar ada 4 jenis yaitu :
· BENTUK “T”
— BENTUK “2 KOLOM”
— BENTUK “4 KOLOM”
— BENTUK “3 KOLOM”
— BENTUK “T”

•Posting Jurnal pada Buku Besar
posting adalah membukukan dengan cara
memindahbukukan dari jurnal ke dalam
perkiraan masing-masing yang relevan di
buku besar. Pemindah bukuan perkiraan
memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai
kredit dalam buku besar.

a. Buku Besar Umum (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun
informasi yang akan diberikan kepada pihak- pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah- pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya.

6. AYAT JURNAL PENYESUAIAN
AJP adalah aktivitas ayat jurnal yang dibuat
pada akhir periode untuk membetulkan akun/
perkiraan.

Perkiraan-perkiraan yang memerlukan
penyesuaian antara lain ialah:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus
diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih
dahulu
5. Penyusutan angunan, mesin-mesin

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak
didasarkan pada aktivitas transaksi tetapi
didasarkan pada perhitungan atau keterangan
tertentu.

7. NERACA LAJUR
Neraca lajur adalah suatu kertas yang
berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang
direncanakan secara khusus untuk menghimpun.semua data-data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara sistematis.

•Tujuan perubahan neraca lajur
adalah:
1.Untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan
2.Untuk menggolongkan dan meringkas
informasi dari neraca saldo dan datadata
penyesuaian sehingga merupakan persiapan
sebelum disusun lapoan keuangan yang formal
3.Untuk memudahkan kesalahan yang
mungkin dilakukan dalam pembuatan
jurnal penyesuaian.

8. LAPORAN KEUANGAN
Cara penyiapan laporan keuangan
adalah mempersiapkan laporan
laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan
laporan perubahan posisi keuangan atau
Laporan perubahan Modal dan terakhir
adalah neraca.

a) Laporan laba rugi mencerminkan laba
bersih atau kerugian bersih yang
diperoleh dengan mengurangkan beban
dari pendapatan.

b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai
sisa akhir dalam Laporan Perubahan
Posisi Keuangan

Laporan laba rugi, adalah ikhtisar
mengenai pendapatan dan beban suatu
perusahaan untuk periode tertentu,
sehingga dapat diketahu laba yang
diperoleh dan rugi yang dialami.

Laporan perubahan modal, adalah laporan
yang menunjukkan perubahan modal untuk
periode tertentu, mungkin satu bulan atau
satu tahun.

Neraca, adalah suatu daftar sistematis yang
memuat informasi mengenai aktiva, utang dan
modal suatu perusahaan pada akhir periode
tertentu.

JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang
memindahkan nilai sisa pendapatan, beban,
dan pengambilan pribadi dari masing-masing
perkiraan ke dalam perkiraan modal.