Minggu, 16 November 2014

Analisa & Laporan Persediaan (1EA30)

ANALISA & LAPORAN PERSEDIAAN
Pengertian (secara umum)
· Persediaan
(Inventory), aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam
suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang
maupun perusahaan industri (manufaktur),
dan perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan
tertanam dalam persediaan yaitu untuk
membeli bahan-bahan bangunan.
· Persediaan adalah
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal, atau
barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam membuat barang yang
akan dijual. Berdasarkan pengertian di atas
maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan, perusahaan dagang
hanya memiliki persediaan barang
dagang sedang perusahaan industri
memiliki 3 jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses dan persediaan
barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak
akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian
persediaan akan langsung berakibat
kesalahan dalam laporan Rugi/Laba
maupun neraca. Dalam perhitungan
Rugi/Laba nilai persediaan (awal &
akhir) mempengaruhi besarnya Harga
Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+
PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN
AKHIR
A.Inventory perusahaan dagang
Persediaan merupakan barang- barang yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang.
B.Inventory perusahaan industry
Persediaan barang-barang atau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan
untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau mungkin
menjadi bahan baku bagi perusahaan lain
Dengan gambaran diatas maka
persediaan untuk perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga
jenis persediaan yaitu:
1. Bahan baku (direct material)
2. Barang dalam proses ( Work in proses)
3. Barang jadi (Finished goods)
Jenis-jenis Persediaan
a. Bahan Baku
Barang persediaan akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan
perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku
dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak
pemasok.
b. Barang dalam Proses
Barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga
persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi,
yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat
bahan baku masuk keproses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi.
c. Barang Jadi
Barang hasil proses produksi dalam bentuk
final sehingga dapat segera dijual, pada
persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan
masalah koordinasi produksi dan penjualan.
Tujuan Penilaian Inventory
· Tujuan Pertama
adalah dalam upayanya untuk mematch cost
terhadap revenue yang berkaitan, sehingga
dihasilkan income, proses ini merupakan tujuan dasar akuntansi tradisional.
· Tujuan kedua
pengukuran inventory lainnya adalah untuk
menyajikan nilai barang-barang perusahaan didalam komponen neraca (laporan keuangan).
· Tujuan ketiga
pengukuran inventory adalah membantu
investor untuk memprediksi arus kas
dikemudian hari, yaitu dipandang dari jumlah
inventory sebagai resources yang akan
mendukung arus kas dan jumlah inventory
yang akan dijual kemudian hari dan akan
mempengaruhi arus kas keluar.
Penentuan kuantitas persediaan
Untuk menentukan jumlah barang yang masih dikuasai oleh perusahaan pada suatu saat dapat ditentukan melalui beberapa cara
yaitu:
1. Stock opname:
perhitungan barang pada awal dan akhir periode yang dihitung, cara ini
merupakan ketentuan yang harus dilakukan oleh manajemen untuk
menentukan jumlah persediaan akhir, sebagai
salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion.
2. Menggunakan metode pencatatan perpetual.
3. Menggunakan metode gabungan antara metode pencatatan perpetual dengan stock opname.
4. Menggunakan metode penilaian berdasarkan hubungan agregatif, yaitu
gross profit method dan realized inventory method. Penyajian laporan laba
rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu all
inclusive concept of income (AICI) dan current operating concept of income (COCI). Dari kedua metode tersebut metode
penyajian yang banyak mengandung kelemahan untuk penyajian persediaan adalah AICI, kelemahan-kelemahan tersebut dapat kita lihat sbb:
a. Metode stock opname atau periodic method
b. Metode perpetual
c. Metode agregatif
Dasar Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan pada prinsipnya ada dua yaitu input values dan output values, sedangkan kedua konsep tersebut dapat digunakan sesuai dengan siapa pemakainya dan tujuannya. Kalau untuk pembuatan prediksi arus kas dikemudian hari lebih relevan kalau digunakan output values, karena akan mencerminkan nilai perusahaan pada saat itu.
a. Output Values
Untuk konsep output values ini ada 3 (tiga)
konsep yang dapat digunakan yaitu:
- Konsep Discounted Money Receipt
- Current Selling Price
- Net Realizable Values
b. Input Values
Pengukuran persediaan dengan input values
merupakan pengukuran resources yang dipakai untuk memperoleh persediaan pada kondisi saat ini, sehingga untuk persediaan yang tidak perlu adanya proses
produksi interpretasi mengenai nilai persediaan (input values) sangat jelas. Karena input values disini menggambarkan arus dari pada kas yang telah dikeluarkan sesungguhnya.
Konsep Persediaan
a. Historical cost
Metode historical cost ini persediaan diukur
berdasarkan pada pembayaran yang
dilakukan dimasa lalu atau harus dilakukan dimasa yang akan datang untuk
memperoleh barang atau jasa.
Keuntungan konsep ini:
1. Inventory bahan baku dan barang dagangan mencerminkan harga yang sebenarnya.
2. Dalam kondisi harga tidak pasti konsep ini merupakan alternative yang layak daripada netrealizable values sebagai alat prediksi.
3. Nilai persediaan tidak dipengaruhi oleh bias kebijakan manajemen.
Kerugian konsep ini:
1. Untuk persediaan
barang yang cepat usang dan nilai tambah
atas barang tidak dapat disesuaikan harganya.
2. Bila terdapat harga yang berbeda susah
untuk diperbandingkan.
3. Banyaknya unsur joint cost dan metode alokasi sehingga menyulitkan penilaian persediaan.
b. Current Replacement Cost
Konsep ini adalah untuk mengurangi kelemahan dari konsep historical cost,
banyak penulis dan komite prinsip akuntansi
menyarankan menggunakan konsep CRC
untuk mengukur persediaan. Dengan pertimbangan:
1. CRC memungkinkan untuk matching antara
current input value dengan current revenue atas hasil current operation.
2. CRC memungkinkan identifikasi dari holding gains dan loss.
3. CRC merupakan current value dari
persediaan.
c. Net Realizable Values Dikurangi Normal Markup Dalam konsep ini persediaan dinilai dengan konsep realizable values dikurangi dengan gross profit margin yang normal,
sehingga nilai persediaan merupakan nilai
perolehannya menurut konsep realizable.
Biaya-Biaya yang Harus Dimasukkan
dalam Persediaan Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan
berhubungan dengan berapa jumlah
persediaan yang harus yang dicatat
dalam akun. Pembelian (akuisisi)
persediaan, seperti aktiva lain, umumnya di perhitungkan atas dasar
biaya.
a. Biaya Produk
Biaya yang melekat pada
persediaan dan di catat
dalam akun persediaan.
Biaya-biaya ini
berhubungan langsung
dengan transfer barang
kelokasi bisnis pembeli dan
pengubahan barang
tersebut ke kondisi yang
siap di jual.
b. Biaya periode
Kondisi yang beban umum
serta adminstrasi tidak
dianggap berhubungan
langsung dengan akuisisi
atau produk si barang
karenanya tidak dianggap
sebagai bagian dari
persediaan.
c. Biaya manufaktur
Sebuah bisnis yang
membuat barang
mengunakan persediaan
bahan baku barang dalam
proses barang jadi. Brang
dalam proses dan barang
jadi meliputi bahan tenaga
kerja langsung dan biaya
overhead manufaktur.
Biaya overhead
manufaktur meliputi bahan
tidak langsung.
d. Biaya bunga
Berhubungan dengan
penyiapanpersediaan agar
siap dijual biasanya di
bebankan pada saat
dikeluarkan. Arguman
penting untuk pendekatan
ini adalah bahwa biaya
bunga merupakan biaya
pembiayaan.
Sistem Pencatatan Persediaan
Untuk dapat menetapkan nilai
persediaan pada akhir periode dan
menetapkan biaya persediaan selama
satu periode, sistem persediaan
yang digunakan adalah:
Sistem Periodik (physical)
Pada setiap akhir
periode dilakukan
perhitungan secara phisik
untuk menentukan jumlah
persediaan akhir.
Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan
penimbangan barangbarang
yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian
dikalikan dengan suatu
tingkat harga/biaya.
Perusahaan yang
menerapkan sistem periodik
umumnya memiliki
karakteristik persediaan
yang beraneka ragam
namun nilainya relatif
kecil. Misalnya kios
majalah di sebuah pusat
perkantoran dan pertokoan
yang menjual berbagai
jenis majalah, koran, dll.
Sistem Permanen
(Perpetual)
Melakukan pembukuan
atas persediaan secara
terus menerus yaitu
dengan membukukan setiap
transaksi persediaan baik
pembelian maupun
penjualan. Sistem perpetual
ini seringkali digunakan
dalam hal persediaan
memiliki nilai yang tinggi
untuk mengetahui posisi
persediaan pada suatu
waktu sehingga
perusahaan dapat mengatur
pemesanan kembali
persediaan pada saat
mencapai jumlah tertentu.
Misalnya persediaan alat
rumah tangga elektronik
(mesin cuci).
Penilaian Persediaan dengan Sistem
Fisik (Periodik)
Untuk menentukan nilai persediaan
barang pada akhir periode menurut
system pisik adalah sebagai berikut:
1. Metode Tanda Pengenal
Khusus
Metode tanda pengenal
khusus ( specific
identification ) setiap
barang yang dibeli atau
yang masuk diberi kode /
tanda pengenal yang
menunjukkan harga per
satuan sesuai faktur yang
diterima.
2. Metode RataRata
- Metode RataRata
Sederhana
- Metode Rata-Rata
Tertimbang
3. Metode MPKP (FIFO)
Barang yang lebih dulu
masuk diaggap lebih dulu
keluar atau dijual
sehingga nilai persediaan
akhir terdiri atas
persediaan barang yang
dibeli atau yang masuk
belakangan.
4. Metode MTKP (LIFO)
Metode ini, barang yang
terakhir masuk diaggap
lebih dulu keluar atau
dijual sehingga nilai
persediaan akhir terdiri
atas persediaan barang
yang dibeli atau yang
masuk lebih awal.
5. Metode Persediaan Dasar
Disebut juga sebagai
persediaan besi yakni
persediaan minimum yang
harus dimiliki oleh
perusahaan untuk menjaga
likuiditas perusahaannya.
Dalam metode Ini
keterlambatan masuknya
barang yang disebabkan
adanya kemacetan atau
sebabsebab lain tidak
mengganggu persediaan
sehingga perusahaan masih
dapat melayani pelanggan
atau pembeli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar