Senin, 08 Desember 2014

Tugas IBD 1 Manusia dan Keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN

( Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Ilmu Budaya Dasar )
Disusun Oleh :
INTAN DESTRIANA DEWI
(15214362)
Kelas :
1 EA 30
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
         Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna dengan karuniaNya lah pada akhirnya kami, selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ MANUSIA DAN KEINDAHAN”. Makalah ini di susun dan dibuat berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar ilmu budaya dasar.
       Makalah ini ditulis berdasarkan preferensi dari artikel yang berkaitan dengan ilmu budaya dasar. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sarwoko selaku dosen pengajar mata kuliah soft skill ilmu budaya dasar atas bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Dan juga kepada rekan rekan mahasiswa yang telah membantu sehingga dapat meneyelesaikan makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca tentunya akan mampu membawa penulis menuju perbaikan yg lebih baik.
         Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bekasi, November 2014
Penulis
                                   

                                         MANUSIA DAN KEINDAHAN

PENGERTIAN KEINDAHAN
Apa itu keindahan? Kata keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Tentunya kita semua dan saya sendiri tahu  bahwa keindahan merupakan sesuatu, baik itu benda, pemandangan atau bahkan alunan musik yang enak dilihat, didengar dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kita sebagai manusia tentunya menyukai keindahan, contohnya keindahan akan lukisan yang dipajang di ruang tamu kita, karena lukisan tersebut indah maka kita memasangnya di ruang tamu karena lukisan tersebut indah, bagus, dan memiliki nilai estetika dan seni yang tinggi.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul “Garis Besar Estetika”, menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris, keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis “beau” dalam bahasa Italia dan Spanyol “bello” yang berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek menjadi “bellum”.
Selain itu, pengertian keindahan dapat dilihat dalam arti luas, estetik murni, dan terbatas.
  • Keindahan dalam arti luas, yaitu keindahan dalam ide kebaikan, watak yang indah, dan hukum yang indah. Keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga indah.
  • Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang pada hubungannya dengan apa yang diserapnya.
  • Keindahan dalam arti terbatas, yaitu keindahan yang dapat diserap seseorang melalui panca indera.
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula bangsa Yunani pada jaman dahulu yang di dalamnya tercakup kebaikan. Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan, misalnya pahatan sebuah patung atau lukisan. Kemudian “harmonia” untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi, pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
Keindahan juga memiliki nilai-nilai, yaitu nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik.
- Nilai intrinsik: sifat baik yang terkandung di dalamnya.
- Nilai ekstrinsik: suatu alat untuk membantu suatu hal.
Keindahan yang kita rasakan dalam hidup ini, dapat kita kita nikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang dinikmati menurut selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstensi. Kontemplasi adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menimati sesuatu yang indah. Penggabungan kontemplasi dan ekstensi dan dihubungkan di luar diri manusia maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah akan menarik perhatian orang.
RENUNGAN
Renungan berasal dari kata dasar renung, yang berarti diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Saya sendiri pastinya pernah merenung, merenungkan hal-hal yang telah terjadi selama hidup saya, memikirkan kembali segala sesuatu yang saya alami dalam hidup saya, kemudian memikirkan dalam-dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, baik buruknya, bermanfaat atau tidaknya dan sebagainya. Hasil dari saya merenung itu disebut sebagai renungan.
Ada beberapa teori dalam renungan, yaitu:
1. Teori Metafisik
Teori ini merupakan salah satu teori tertua yang berasal dari Plato, yang karya-karya tulisannya sebagian membahasa estetik filsafati, konsepsi keindahan, dan teori seni. Mengenai sumber seni, Plato mengemukakan teori peniruan. Hal ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Dalam jaman modern ini, teori metafisik lainnya dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau, seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita.
2. Teori Psikologis
Sebagian ahli estetik abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanyna dengan menggunakan metode-metode psikologis. Misalnya, menurut teori psikoanalisi bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginana alam bawah sadar seseorang. Teori lain yang dapat dimasukkan ke dalam teori psikologis adalah teori penandaan yang memandang seni sebagai suatu tanda atau lambang manusia. Menurut teori penandaan, karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya.
3.  Teori Pengungkapan
Dasar dari teori ini adalah bahwa “art is an expression of human feeling”. Teori ini berhubungan dengan yang  dialami seorang seniman yang akan menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal adalah seorang filsuf Italian bernama Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang berjudul “Aesthetic as  Science of Expression and General Linguistic.” Dalam buku tersebut, beliau menyatakan bahwa “art is expression of impressions (seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan)
KESERASIAN
Kata serasi, mendengar kata tersebut pastinya yang terlintas di pikiran kita adalah cocok, pas, atau sesuai. Keserasian, berasal dari kata serasi, dimana serasi memiliki arti cocok atau sesuai benar. Kata cocok mengandung unsur perpaduan , pertentangan ukuran, dan seimbang. Segala sesuatu yang serasi pasti menghasilkan suatu keindahan, misalnya keserasian pakaian yang kita kenakan, maka akan terlihat indah dan enak untuk dilihat. Ada beberapa teori keserasian, diantaranya:
1. Teori Objektif
Teori ini berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah sifat  yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori ini adalah Plato, dan Hegel.
2. Teori Perimbangan
Teori ini berpendapat bahwa keindahan dianggap sebagai kualitas dari benda-benda yang disusun. Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka. Pendukung teori ini adalah Pythagoras.
Kesimpulannya, menurut saya  segala sesuatu yang serasi pasti akan menghasilkan suatu keindahan yang enak untuk dilihat mata kita dan keserasian tersebut membuat kita merasa senang dan nyaman. Dalam hidup, kita juga harus memperhatikan keserasian dalam segala aspek baik dalam hal berpakaian, selera seni, atau bahkan dalam kehidupan bersama dengan sesama manusia.
3. Teori Subjektif
Teori ini berpendapat bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung teori ini adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.

sumber : Buku IBD Universitas Gunadarma karangan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar