MANUSIA DAN HARAPAN
( Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Ilmu Budaya Dasar )
Disusun Oleh :
INTAN DESTRIANA DEWI
(15214362)
Kelas :
1 EA 30
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna dengan karuniaNya
lah pada akhirnya kami, selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ MANUSIA DAN HARAPAN”. Makalah ini di susun dan dibuat
berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi ini bertujuan agar
dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar ilmu
budaya dasar.
Makalah ini ditulis berdasarkan preferensi dari artikel yang
berkaitan dengan ilmu budaya dasar. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Sarwoko selaku dosen pengajar mata
kuliah soft skill ilmu budaya dasar atas bimbingan dan pengarahannya
dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Dan juga kepada rekan rekan
mahasiswa yang telah membantu sehingga dapat meneyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca tentunya akan mampu membawa penulis menuju perbaikan
yg lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
MANUSIA
DAN HARAPAN
1.Berbagai Contoh Dalam Kehidupan
Mengenai
harapan-harapan yang ada pada manusia, dapat diperhatikan informasi tentang
sejarah tokoh-tokoh masyarakat,diantaranya adalah seorang pahlawan nasional :
“Mohammad Husni Thamrin” : Menurut Anhar Ganggang dalam bukunya yang berjudul
“Muhammad Husni Thamrin”, tokoh tersebut ketika masih kanak-kanak diharapkan
agar oleh ibunya agar kelak diperolehnya kepandaian, dengan kepandaiannya itu
diharapkan agar Mohammad Husni Thamrin dapat memikirkan kehidupan
bersama disekelilingnya. Yang perlu
diperhatikan pada harapan sang ibu dalam informasi diatas ialah mengenai adanya
kehidupan bersama disekeliling Mohammad Husni Thamrin. Sang ibu kiranya
memperhatikan keadaan kehidupan masyarakat sekitarnya; kehidupan masyarakat
tersebut perlu dipikirkan karena keadaan yang menyedihkan sebagai akibat
penjajahan. Keadaan yang menyedihkan sebagai akibat penjajahan. Keadaan yang
menyedihkan itu tidak dapat lain pastilah keadaan yang menunjukkan situasi
penderitaan. Harapan sang ibu agaknya terkabul. Setelah Mohammad Husni Thamrin
selesai menempuh pelajaran di lembaga pendidikan yang setingkat SD dan SMP, sebenarnya ia berkesempatan untuk
meneruskan pelajaran di Koning Willem II yang setingkat SMA sekarang,tetapi di
sekolah ini Mohammad Husni Thamrin tidak menamatkannya. Pemuda kelahiran 16
februrari 1894 itu kemudian bekerja sebagai pegawai pamong praja di Batavia
tetapi ia tidak lama bekerja sebagai pamong praja. Kemudian ia memilah lapangan
pekerjaan sebagai karyawan perusahaan perkapalan milik belanda yang bernama KPM
selama sepuluh tahun (1914-1924). Pada masa itulah Husni Thamrin berkenalan
dengan Van Der Zee yang sering mengajaknya untuk berdiskusi mengenai masalah
kemasyarakatan.
\ dengan berlatang belakang pengalaman
hidupnya sejak kecil yang senantiasa bergaul dengan masyarakat, Mohammad Husni
Thamrin dapat mengahayati penderitaan masyarakat sebagai akibat penjajahan.
Oleh sebab itu, ia berusaha untuk membebaskan masyarakat dari penderiataannya
itu. Dengan kata lain : Mohammad Husni Thamrin sebagai suatu subyek menghayati
adanya penderitaan dank arena itu ia mengembangkan harapan untuk melenyapkan
penderitaan tersebut. Adanya penderitaan tidak hanya dirasakan oleh subyek yang
terdiri dari satu individu. Ibunda Husni Thamrin adalah subyek yang menyadari
adanya penderitaan dan juga subyek yang menaruh harapan agar penderitaan
tersebut dapat diatasi oleh anaknya.
Penderitaan adalah kenyataan sedangkan
harapan adalah mengenai kejadian yang bakal dating. Upaya untuk mengatasi
harapan itu menimbulkan teori dan hipotesis. Bahkan ajaran agama tidak lain
adalah pemandu bagi pemeluknya agar apa yang diharapkan yakni kebahagiaan dan
ketentraman dapat dicapai dengan jalan sebaik-baiknya yang dizinkan oleh Tuhan
Yang Maha Esa dan dengan hasil yang sebaik-baiknya pula. Bahwasannya dunia ini terbagi menjadi
beberapa blok pada hakikatnya adalah karena munculnya teori dan hipotesis yang
bermacam-macam. Setiap teori untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman
didukung oleh argument tertentu yang dianggap kuat. Sejumlah teori dan
hipotesis dapat saling berbeda dan bahkan bertentangan. Masing-masing meyakini
dalil-dalil yang berhasil dirumuskan dan juga meyakini bahwa praktek
pelaksanaan teori itu saling berlainan. Tidak hanya berbeda begitu saja tetapi
perbedaan-perbedaan itu tidak jarang pula malah dapat menciptakan penderitaan
yang luar biasa bagi sebagian umat manusia. Tidak jarang terjadi pembunuhan
yang mengerikan yang disebabkan oleh adanya kenyataan dan perilaku yang
digerakkan oleh teori dan hipotesis tentang teknik untuk mengatasi penderitaan.
Benturan ideology yang berakibat pembunuhan dan pengrusakan tidak lain adalah
ekses yang dikembangkan oleh situasi yang diperkirakan menjadi kendala dan
penghambat bagi penerapan teori dan hipotesis dari sejumlah pihak.
2.Nilai-nilai Budaya sebagai Tolak Ukur Harapan
Di
dalam hasil budaya yang berupa hasil sastra dapat dihayati adanya kandungan
nilai budaya tersebut diangkat oleh pengubah/penulisnya, sebagai temuan sebagai
gagasan utama, maka hasil sastra itu pada hakikatnya memantapkan harapan
masyarakat yang ide-idenya “terwakili” dalam hasil sastra tersebut. Nilai kejuangan yang dijadikan tolak ukur dan
yang selanjutnya diharapkan agar dimiliki oleh calon warga masyarakat
diantaranya ialah kesetiaan,kesungguhan,pengutamaan untuk mengabdi pada tugas,pemberian
nilai kepada setiap jenis pekerjaan,disiplin,dan watak pejuang
Nilai-nilai
kejuangan,kerumahtanggaan,dan kemandirian kaum wanita yang diharapkan dalam
kebudayaan tersebut,didalam hasil sastra jawa diberi istilah sebagai berikut :
1.mantep,tenan,taberi
(mantap,serius,dan tekun)
2.Patitis(teliti,
cermat)
3.Satuhu (Setia)
4.nasiti,ngati-ati,merak
ati (berencana,berhati-hati,menarik)
5.mawa dengan lawan
watara (penuh perhitungan)
6.mantep suci ing kalbu
(mantap dan berhati suci)
7.dan sebagainya
Demikianlah antara lain
dari hasil sastra jawa dapat diteruskan sejumlah harapan yang dijadikan tolak
ukur bagi usaha untuk menemukan kebahagiaan dalam kehidupan.
3.Makna Kehidupan
Harapan berasal
dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai
harapan atau keinginan hati. Putus harapan berarti putus asa. Harapan artinya
keinginan yang belum terwujud. Setiap orang mempunyai harapan. Tanpa harapan
manusia tidak ada artinya sebagai manusia. Manusia yang tak mempunyai harapan
berarti tak dapat diharapkan lagi. Menurut kodratnya dalam diri manusia ada
dorongan yakni dorongan kodrat dan dorongan hidup. Dorongan kodrat adalah
menangis,tertawa,berpikir,berkata,bercinta,mempunyai keturunan dan sebagainya.
Kebutuhan hidup ialah kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani ialah
pangan,sandang, dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi
kebahagiaan,kesejahteraan,kepuasan,hiburan dan sebagainya.
Dalam mencukupi kebutuhan itu,
baik kebutuhan kodrat maupun kebutuhan hidup, manusia tak dapat mencari sendiri
melainkan harus dengan bantuan orang lain. Abraham Maslow mengkategorikan
kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima
harapan manusia. Lima macam harapan itu ialah :
1.Harapan untuk
memperoleh kelangsungan hidp (survival)
2.Harapan untuk
memperoleh keamanan
3.Harapan untuk
memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
4.Harapan memperoleh
status atau untuk diterima atau diakui lingkungan
5.Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita
4.Makna Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena
merupakan hasil penyelidikan sendiri melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu dapat dipercaya. Yang
diselidiki bukan lagi masalah nya melainkan orang yang memberitahukan itu dapat
dipercayai atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas
kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang member tahu
mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaannya.
Kebenaran menurut
Poedjawiyatna dalam bukunya Etika Filsafat Tingkah Laku,merupakan cita-cita orang
yang tahu. Sudah tentu dalam hal ini kebenaran tersebut adalah kebenaran
logis.bagaimana sulitnya mencapai kebenaran logis iu,tetapi benar-benar
disuahakan orang. Tidak ada seorang pun yang suka akan kekeliruan. Ini ternyata
pula dalam usaha ilmu dalam mencapai kebenaran orang tidak memperhitungkan
susah payah dan biaya, tujuannya ialah kebenaran. Manusia mempunyai bahasa
sebagai alat komunikasi dalam bergaul. Pada manusia yang utama adalah bahasa
(lisan atau tertulis) yang terdiri kata-kata yang digabungkan dalam bentuk
kalimat. Dalam kalimat itu tercetuskan suatu keputusan yang merupakan hasil
tahu. Dapat pula dikatakan bahwa orang yang tahu itu sebenarnyanmenyatakan
sesuatu terhadap sesuatu. Sebab kata-kata itu masing-masing menunjuk pengertian
hasil mengerti.
Berbagai kepercayaan
dan Usaha Meningkatkannya.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber
kebenaran adalah manusia. Karena itu sesuai
dengan contoh-contoh didepan, maka kepercayaan itu dibedakan atas :
1.
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan
padda diri sendiri itu perlu ditanamkan dalam setiap pribadi manusia. Percaya
pada diri sendiri padda hakikatnya percaya pada tuhan yang maha esa. Percaya
pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah,dirinya menang,dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya
2.
Kepercayaan kepada orang lain
Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,oramgtua,guru atau
siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya,perbuatan yang sesuai dengan kata hat atau terhadap kebenarannya. Ada
ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.
Kepercayaan kepada pemerintah
Menurut
buku Etika Filsafat Tingkah Laku prof. I.R. Poedjwiyatna pandangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat. Manusia sebagai orang individu
tak berarti. Orang mempunyai arti hanya sebagai seorang individu tak
berarti.pandangan demokratis lain ialah tidak menyamakan rakyat dan Negara
tetapi rakyat sebagai sumber kedaulatan sepenuhnya,pun sumber kedaulatan dan
segala hak (J.J. Rousseau )
4.
Kepercayaan terhadap tuhan\
Kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa itu amat penting. Kepercayaan berarti keyakinan dan
pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali
kuat yang dapat menghubungka rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana tuhan
menolong umatnya apabila umat tidak mempunyai kepercayaan tuhannya sebab tidak
ada lagi tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu
jika manusia berusaha agar dapat pertolongan dari- Nya.Manusia harus percaya
kepada tuhan.
Berlandaskan
kepercayaan tadi tiap-tiap individu merasa pasti bahwa tujuan hidup kepada
kebahagiaan yang semourna itu tidak terdapat didunia ini tetapi diakhirat.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk
meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya. Usaha itu tergantung kepada
pribadi,kondisi,situasi,dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1. Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita
2. Meningkatkan
pengabdian kepada masyarakat
3. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong,dermawan,dan
sebagainya.
4. Mengurangi
nafsu pengumpulan harta yang berlebihan
5. Menekan
perasaan negitf seperti iri,dengki,fitnah,dan sebagainya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar