Senin, 08 Desember 2014

Tugas IBD 4 MANUSIA DAN HARAPAN

MANUSIA DAN HARAPAN

( Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Ilmu Budaya Dasar )
Disusun Oleh :
INTAN DESTRIANA DEWI
(15214362)
Kelas :
1 EA 30
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
         Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna dengan karuniaNya lah pada akhirnya kami, selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ MANUSIA DAN HARAPAN”. Makalah ini di susun dan dibuat berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar ilmu budaya dasar.
       Makalah ini ditulis berdasarkan preferensi dari artikel yang berkaitan dengan ilmu budaya dasar. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sarwoko selaku dosen pengajar mata kuliah soft skill ilmu budaya dasar atas bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Dan juga kepada rekan rekan mahasiswa yang telah membantu sehingga dapat meneyelesaikan makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca tentunya akan mampu membawa penulis menuju perbaikan yg lebih baik.
         Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
 
 
MANUSIA DAN HARAPAN
1.Berbagai Contoh Dalam Kehidupan
                Mengenai harapan-harapan yang ada pada manusia, dapat diperhatikan informasi tentang sejarah tokoh-tokoh masyarakat,diantaranya adalah seorang pahlawan nasional : “Mohammad Husni Thamrin” : Menurut Anhar Ganggang dalam bukunya yang berjudul “Muhammad Husni Thamrin”, tokoh tersebut ketika masih kanak-kanak diharapkan agar oleh ibunya agar kelak diperolehnya kepandaian, dengan kepandaiannya itu diharapkan agar Mohammad Husni Thamrin dapat  memikirkan kehidupan bersama disekelilingnya.  Yang perlu diperhatikan pada harapan sang ibu dalam informasi diatas ialah mengenai adanya kehidupan bersama disekeliling Mohammad Husni Thamrin. Sang ibu kiranya memperhatikan keadaan kehidupan masyarakat sekitarnya; kehidupan masyarakat tersebut perlu dipikirkan karena keadaan yang menyedihkan sebagai akibat penjajahan. Keadaan yang menyedihkan sebagai akibat penjajahan. Keadaan yang menyedihkan itu tidak dapat lain pastilah keadaan yang menunjukkan situasi penderitaan. Harapan sang ibu agaknya terkabul. Setelah Mohammad Husni Thamrin selesai menempuh pelajaran di lembaga pendidikan yang setingkat  SD dan SMP, sebenarnya ia berkesempatan untuk meneruskan pelajaran di Koning Willem II yang setingkat SMA sekarang,tetapi di sekolah ini Mohammad Husni Thamrin tidak menamatkannya. Pemuda kelahiran 16 februrari 1894 itu kemudian bekerja sebagai pegawai pamong praja di Batavia tetapi ia tidak lama bekerja sebagai pamong praja. Kemudian ia memilah lapangan pekerjaan sebagai karyawan perusahaan perkapalan milik belanda yang bernama KPM selama sepuluh tahun (1914-1924). Pada masa itulah Husni Thamrin berkenalan dengan Van Der Zee yang sering mengajaknya untuk berdiskusi mengenai masalah kemasyarakatan.
\        dengan berlatang belakang pengalaman hidupnya sejak kecil yang senantiasa bergaul dengan masyarakat, Mohammad Husni Thamrin dapat mengahayati penderitaan masyarakat sebagai akibat penjajahan. Oleh sebab itu, ia berusaha untuk membebaskan masyarakat dari penderiataannya itu. Dengan kata lain : Mohammad Husni Thamrin sebagai suatu subyek menghayati adanya penderitaan dank arena itu ia mengembangkan harapan untuk melenyapkan penderitaan tersebut. Adanya penderitaan tidak hanya dirasakan oleh subyek yang terdiri dari satu individu. Ibunda Husni Thamrin adalah subyek yang menyadari adanya penderitaan dan juga subyek yang menaruh harapan agar penderitaan tersebut dapat diatasi oleh anaknya.
          Penderitaan adalah kenyataan sedangkan harapan adalah mengenai kejadian yang bakal dating. Upaya untuk mengatasi harapan itu menimbulkan teori dan hipotesis. Bahkan ajaran agama tidak lain adalah pemandu bagi pemeluknya agar apa yang diharapkan yakni kebahagiaan dan ketentraman dapat dicapai dengan jalan sebaik-baiknya yang dizinkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan dengan hasil yang sebaik-baiknya pula.  Bahwasannya dunia ini terbagi menjadi beberapa blok pada hakikatnya adalah karena munculnya teori dan hipotesis yang bermacam-macam. Setiap teori untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman didukung oleh argument tertentu yang dianggap kuat. Sejumlah teori dan hipotesis dapat saling berbeda dan bahkan bertentangan. Masing-masing meyakini dalil-dalil yang berhasil dirumuskan dan juga meyakini bahwa praktek pelaksanaan teori itu saling berlainan. Tidak hanya berbeda begitu saja tetapi perbedaan-perbedaan itu tidak jarang pula malah dapat menciptakan penderitaan yang luar biasa bagi sebagian umat manusia. Tidak jarang terjadi pembunuhan yang mengerikan yang disebabkan oleh adanya kenyataan dan perilaku yang digerakkan oleh teori dan hipotesis tentang teknik untuk mengatasi penderitaan. Benturan ideology yang berakibat pembunuhan dan pengrusakan tidak lain adalah ekses yang dikembangkan oleh situasi yang diperkirakan menjadi kendala dan penghambat bagi penerapan teori dan hipotesis dari sejumlah pihak.
2.Nilai-nilai Budaya sebagai Tolak Ukur Harapan
                   Di dalam hasil budaya yang berupa hasil sastra dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya tersebut diangkat oleh pengubah/penulisnya, sebagai temuan sebagai gagasan utama, maka hasil sastra itu pada hakikatnya memantapkan harapan masyarakat yang ide-idenya “terwakili” dalam hasil sastra tersebut.  Nilai kejuangan yang dijadikan tolak ukur dan yang selanjutnya diharapkan agar dimiliki oleh calon warga masyarakat diantaranya ialah kesetiaan,kesungguhan,pengutamaan untuk mengabdi pada tugas,pemberian nilai kepada setiap jenis pekerjaan,disiplin,dan watak pejuang
Nilai-nilai kejuangan,kerumahtanggaan,dan kemandirian kaum wanita yang diharapkan dalam kebudayaan tersebut,didalam hasil sastra jawa diberi istilah sebagai berikut :
1.mantep,tenan,taberi (mantap,serius,dan tekun)
2.Patitis(teliti, cermat)
3.Satuhu (Setia)
4.nasiti,ngati-ati,merak ati (berencana,berhati-hati,menarik)
5.mawa dengan lawan watara (penuh perhitungan)
6.mantep suci ing kalbu (mantap dan berhati suci)
7.dan sebagainya
Demikianlah antara lain dari hasil sastra jawa dapat diteruskan sejumlah harapan yang dijadikan tolak ukur bagi usaha untuk menemukan kebahagiaan dalam kehidupan.
3.Makna Kehidupan
                Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau keinginan hati. Putus harapan berarti putus asa. Harapan artinya keinginan yang belum terwujud. Setiap orang mempunyai harapan. Tanpa harapan manusia tidak ada artinya sebagai manusia. Manusia yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat diharapkan lagi. Menurut kodratnya dalam diri manusia ada dorongan yakni dorongan kodrat dan dorongan hidup. Dorongan kodrat adalah menangis,tertawa,berpikir,berkata,bercinta,mempunyai keturunan dan sebagainya. Kebutuhan hidup ialah kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani ialah pangan,sandang, dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan,kesejahteraan,kepuasan,hiburan dan sebagainya.
               Dalam mencukupi kebutuhan itu, baik kebutuhan kodrat maupun kebutuhan hidup, manusia tak dapat mencari sendiri melainkan harus dengan bantuan orang lain. Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia. Lima macam harapan itu ialah :
1.Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidp (survival)
2.Harapan untuk memperoleh keamanan
3.Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
4.Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan
5.Harapan  untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita
4.Makna Kepercayaan
                  Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalah nya melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercayai atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang member tahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaannya.
Kebenaran menurut Poedjawiyatna dalam bukunya Etika Filsafat Tingkah Laku,merupakan cita-cita orang yang tahu. Sudah tentu dalam hal ini kebenaran tersebut adalah kebenaran logis.bagaimana sulitnya mencapai kebenaran logis iu,tetapi benar-benar disuahakan orang. Tidak ada seorang pun yang suka akan kekeliruan. Ini ternyata pula dalam usaha ilmu dalam mencapai kebenaran orang tidak memperhitungkan susah payah dan biaya, tujuannya ialah kebenaran. Manusia mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi dalam bergaul. Pada manusia yang utama adalah bahasa (lisan atau tertulis) yang terdiri kata-kata yang digabungkan dalam bentuk kalimat. Dalam kalimat itu tercetuskan suatu keputusan yang merupakan hasil tahu. Dapat pula dikatakan bahwa orang yang tahu itu sebenarnyanmenyatakan sesuatu terhadap sesuatu. Sebab kata-kata itu masing-masing menunjuk pengertian hasil mengerti.
Berbagai kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya.
     Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Karena itu sesuai  dengan contoh-contoh didepan, maka kepercayaan itu dibedakan atas :
1.      Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan padda diri sendiri itu perlu ditanamkan dalam setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri padda hakikatnya percaya pada tuhan yang maha esa. Percaya pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah,dirinya menang,dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya
2.      Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,oramgtua,guru atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,perbuatan yang sesuai dengan kata hat atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.      Kepercayaan kepada pemerintah
Menurut buku Etika Filsafat Tingkah Laku prof. I.R. Poedjwiyatna pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat. Manusia sebagai orang individu tak berarti. Orang mempunyai arti hanya sebagai seorang individu tak berarti.pandangan demokratis lain ialah tidak menyamakan rakyat dan Negara tetapi rakyat sebagai sumber kedaulatan sepenuhnya,pun sumber kedaulatan dan segala hak (J.J. Rousseau )
4.      Kepercayaan terhadap tuhan\
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu amat penting. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungka rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana tuhan menolong umatnya apabila umat tidak mempunyai kepercayaan tuhannya sebab tidak ada lagi tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar dapat pertolongan dari- Nya.Manusia harus percaya kepada tuhan.
Berlandaskan kepercayaan tadi tiap-tiap individu merasa pasti bahwa tujuan hidup kepada kebahagiaan yang semourna itu tidak terdapat didunia ini tetapi diakhirat.
  
      Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya. Usaha itu tergantung kepada pribadi,kondisi,situasi,dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1.      Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita
2.      Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
3.      Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong,dermawan,dan sebagainya.
4.      Mengurangi nafsu pengumpulan harta yang berlebihan
5.      Menekan perasaan negitf seperti iri,dengki,fitnah,dan sebagainya .
Sumber : Joko Tri Prasetya,dkk.2013.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar