Senin, 01 Desember 2014

Akuntansi Pengendalian Internal dan Prinsip Kas

PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian Intern ( Internal Control )
Seiring dengan perkembangan skala usaha
dalam suatu perusahaan, pemilik perusahaan
tidak mungkin untuk bisa melakukan
pengawasan atas semua operasi perusahaan
secara langsung atau dengan kata lain
pemilik tidak mungkin bisa terlibat langsung
dalam operasi perusahaanya. Untuk itu pemilik
perusahaan perlu mendelegasikan
wewenangnya kepada pemimpin managemen
perusahaan dan managemen meneruskan
kembali kewewenangan tersebut dengan
menerapkan prosedur-prosedur pengendalian
intern.
Pengendalian Intern meliputi semua
perancangan dari suatu organisasi dan semua
metode serta prosedur yang diterapkan
managemen dalam rangka untuk :
1. Menjaga asset perusahaan dari
pencurian, pembobolan,
perampokan, manipulasi, korupsi
yang dilakukan (fraud) oleh
pihak-pihak tertentu, serta
penggunaan harta kekayaan
perusahaan yang tidak
diotorisasi.
2. Meningkatkan akurasi dan
kepercayaan dari catatan
akuntansi dengan cara
mengurangi resiko kesalahan
(error) dalam proses akuntansi
yang dilakukan.
Prinsip-Prinsip Pengendalian Intern
Meskipun banyak perusahaan yang
menetapkan prosedur pengendalian Intern
dengan bahasa aturan yang berbeda-beda
namun pada umumnya masing-masing
mengandung prinsip-prinsip pokok
pengendalian intern yang sama. Diantara
prinsip-prinsip pengendalian intern
tersebuat adalah :
1. Pembentukan pertanggung jawabkan
(establishment of responsibility)
2. Adanya pemisahan tugas secara
tegas (segregation of duties)
3. Prosedur dokumentasi harus dimiliki
perusahaan (documentation procedure)
4. Pengendalian secara fisik, mekanik,
dan elektronik (physical mechanical
and electronic controls)
5. Verifikasi internal yang independen
harus ada (independent internal
verification)
1
1.1 Pembentukan pertanggung jawaban
Manajemen harus menetapkan tanggung
jawab secara jelas.
Setiap orang memiliki tanggung jawab
untuk tugas yang di berikan kepadanya.
Pembentukan pertanggung jawaban
meliputi otorisasi dan persetujuan atas suatu
transaksi.
1.2 Pemisahan Tugas
Tanggung jawab atas pekerjaan dan
tugas harus diberikan kepada individu yang
bebeda, (misalnya pemisahan tugas antara
petugas yang mengurusi penyimpanan kas
dengan petugas yang mengurusi pencatatan
kas).
Tanggung jawab untuk memelihara
catatan harus terpisah degan tanggung
jawab untuk menjaga keadaan visi kekayaan
perusahaan.
1.3 Prosedur dukumentasi harus dimiliki
perusahaan
Dokumentasi yang baik diperlukan untuk
melindungi kekayaan perusahaan dan
menjamin bahwa semua karyawan
melaksanakan prosedur yang ditentukan.
Dokumentasi yang bisa di percaya akan
menjadi sumber informasi yang dapat
digunakan manajemen untuk memonitor
kegiatan operasi perusahaan.
Ada beberapa prinsip dalam prosedur
dokumentasi, yaitu :
Semua dokumen harus diberi namaterlebih
dahulu (prenumbered) yang bercetak, dan
semua dokumen harus
dipertanggungjawabkan.
Dokumen sebagai bukti pencataan
akuntansi disampaikan ke bagian akuntansi
untuk meyakinkan bahwa transaksi telah di
catat tepat waktu.
1.4 Pengendalian secara fisik, mekanis dan
elektonik
Sebaiknya perusahaan menetapkan
pengendalian secara elektronik disamping
cara mekanis dan fisik untuk menjaga
kekayaan. Sebagai contoh penerapan
pengendalian mekanis adalah penggunaan kas
register, cheque protector. Pengendalian
mekanisme menggunakan brankas (peti besi),
ruang khasanah (strong room) dan contoh
pengendalian elektronik adalah pemakaian
mesin aksensi elektronik sidik jari yang
terhubung dengan komputer, cctv (televisi
monitor), alarms elektronik, garmen sensors.
2
1.5 Verifikasi Intern Independen
Meskipun sistem pengendalian intern telah
dirancang dengan baik, kemungkinan
terjadinya penyimpangan suatu saat tetap
terjadi untuk itu diperlukan pengkajian ulang
secara teratur dan berkesinambungan agar
dapat dijalankan secara teratur, tertib dan
benar.
Pengendalian yang efektif dapat dicapai
untuk itu harus dilakukan :
Verifikasi secara periodik dan mendadak.
verifikasi oleh petugas yang independen.
Penyampaian saran kepada manajer untuk
tindakan koreksi.
Keterbatasan Pengendalian Intern :
Adanya kemungkinan timbulnya beban (cost)
untuk mendesain pengendalian intern yang
lebih besar dibandingkan manfaat yang
diperoleh.
Adanya faktor sumber daya manusia.
Besarnya ukuran perusahaan.
PRINSIP KAS
Kas merupakan harta yang paling diperlukan
suatu sistem dan prosedur akuntansi untuk
mencatat dan mengendalikan. Kas adalah alat
pertukaran yang di akui oleh masyarakat
umum dan oleh sebab itu merupakan dasar
landasan yang kuat untuk di pakai sebagai
alat pengukur terhadap semua kegiatan
ekonomi di dalam perusahaan.
Ada dua kriteria agar alat pembayaran dapat
di klasifikasikan sebagai :
harus dapat diterima umum sebagai alat
pembayaran atau diterima oleh bang sebagai
simpanan sebesar nilai nominalnya
harus dapat digunakan sebagai alat
pembayaran untuk kegiatan sehari-hari
Kas meliputi uang tunai atau alat alat
pembayaran yang diterima oleh umum baik
perusahaan maupun bank ( uang tunai kertas
dan logam, cek, wesel cek, rekening bank
yang berbentuk tabungan dan giro)
kas memiliki sifat-sifat atau karakteristik :
kas mempunyai sifat yang aktif tetapi tidak
produktif
kas (uang tunai) tidak mempuunyai
identitas kepemilikan dan mempunyai sifat
yang mudah di pindah tangankan.
3
2.1 Sistem Pengendalian Internal
Terhadap Kas
Akuntansi terhadap kas lebih di titik
beratkan pada fungsi penyediaan informasi
untuk kepentingan manajemen kepada kas.
Secara garis besar akuntansi terhadap kas
harus di arahkan kepada dua hal yaitu :
administratif dan accounting control, yang
secara umum terdiri dari :
Menyediakan kas yang cukup untuk operasi
perusahaan sehari-hari (likuiditas)
Menghindarkan terjadinya kas yang
menganggur (idle money)
Mencegah terjadinya kerugian-kerugian
sebagai akibat dari adanya penyalahgunaan
terhadap kas.
Pengawasan Kas
Sistem pengawas intern suatu perusahaan
berbeda dengan perusahaan lain karena
bentuk dan jenis perusahaan bermacam-
macam. Sebagai pedoman untuk mengadakan
pengawasan kas sebagai berikut :
Penermiaan Uang
ur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan
antara lain :
harus ditunjukan dengan jelas fungsi-
fungsi penerimaan kas dari setiap penerimaan
kas harus segera di cata dan di setor ke
bank
diadakan oemisahan fungsi antara
pengurusan kas dengan fungsi pencatatan
kas
didakan pengawasan yang ketat terhadap
fungsi penerimaan dan pencatatan kas selain
itu setiap hari harus di buat laporan kas
Pengeluaran Uang
pa prosedur pengawasan yang penting adalah
sebagai berikut :
1. Semua pengeluaran uang
menggunakan cek kecuali untuk
pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari
kas kecil.
Dibentuk dana kas kecil yang diawasi
dengan ketat.
Penulisan cek hanya dilakukan apabila
didukung bukti bukti yang lengakap atau
voucher.
4. Dipisahkan antara orang orang yang
mengumpulkan bukti bukti pengeluaraan,
yang menulis cek, yang
menandatangani cek, dan yang mencatan
pengeluaran kas.
Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka
waktu yang tidak tertentu.
Diharuskan membuat kas harian.
4
DANA KAS KECIL (Petty cash
fund)
Dana kas kecil atau Petty cash fund
adalah uang kas yang disediakan untuk
membayar pengeluaran – pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis
bila dibayar dengan cek.
hubungannya dengan kas kecil ada dua
metode yang digunakan yaitu :
Sistem Imprest
Metode Fluktuasi
stem imprest
Dalam sistem ini jumlah dalam rekening kas
kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang
diserahkan kepada kasir kas kecil untuk
mebnentuk dana kas kecil.
cek tersebut di tuangkan ke bank oleh kasir
kas kecil dan uangnya digunakan untuk
membayar pengeluaran-pengeluaran kas kecil.
stem metode fluktuasi
Dalam metode fluktuasi pembentukan dana
kas kecil dilakukan dengan cara yang sama
seperti pada sistem imprest. Perbedaannya
dengan sistem imprest adalah bahwa dana
metode fluktuasi saldo rekening kecil tidak
tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan
jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-
pengeluaran kas kecil.
pencatatan langsung dilakukan setiap
terjadinya pengeluaran pengeluaran dari
dana kas kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar